1.Sumber Daya Ekonomi
Potensi
sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya
dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki
baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors)
maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta
dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat
ketergantungan terhadap sumber daya secara struktural harus bisa dialihkan pada
sumber daya alam lain.
Sumber
Daya Ekonomi yang lain diluar pendapatan juga mempengaruhi perilaku konsumen.
Yang paling penting adalah kekayaan (nilai bersih) dan kredit. Kekayaan, yang
diukur menurut asset atau nilai bersih, berkorelasi dengan pendapatan. Variasi
primer adalah konsumen tua cenderung memiliki proporsi kekayaan yang lebih
besar dibandingkan konsumen yang lebih muda. Keluarga kaya menghabiskan uang
mereka untuk pelayanan, perjalanan, minat, dan investasi lebih banyak daripada
yang dihabiskan oleh tetangga mereka untuk perlengkapan rumah, peralatan, alat
hiburan, dan produk serupa tidak terlalu tinggi karena keluarga kaya biasanya
berada dalam tahap yang belakangan dari siklus kehidupan dan tidak
berkepentingan untuk melengkapi rumah baru atas membuat pembelian tambahan
untuk peralatan besar.
Uang
adalah alat transaksi yang sangat diperlukan oleh konsumen untuk membeli
produk. Keputusan Konsumen sehubungan dengan produk dan merek
sangat dipengaruhi oleh jumlah sumber daya ekonomi misalnya uang.
Tanpa uang konsumen tidak bisa membeli apapun. Pembelian sangat
dipengaruhi oleh pendapatan konsumen sama halnya dengan, harapan konsumen
mengenai pendapatan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan
perilaku konsumen.
2. Sumber Daya Sementara
Waktu
menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena,
konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu
bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu
senggang. Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut
barang waktu (time goods).
a) Barang
yang Menggunakan Waktu
Waktu
menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen karena
kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam yang dihabiskan
di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan rumah
tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973 menjadi
47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang tersedia
untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu.
Produk
yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV,
Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi
(waktu wajib)
b) Barang
Penghemat Waktu
Kerena
pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat di dalam masyarakat, pasar
untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting.
Kelangkaan menciptakan nilai. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi
pembeli lebih banyak waktu ketimbang lebih produk. Nilai waktu meningkat ketika
anggaran uang meingkat, sehingga meningkatkan kemungkjinan bahwa pemasar
menaikkan nilai produk (dan harga yang sesuai) lebih besar daripada biaya
tambahan karena mengerjakannya.
Komplikasi tambahan dalam mendefinisikan kesenggangan terjadi ketika individu
dibayar untuk kegiatan yang mungkin mereka pilih sebagai kegiatan leluasa.
Seniman, professor, dan atlet professional mungkin merupakan contoh individu
yang beruntung dibayar untuk kegiatan yang mereka pilih sebagai kegiatan waktu
senggang mereka. Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan
waktu leluasa mereka. Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3. Sumber Daya Kognitif
Sumber
daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan
berbagai kegiatan pengolahan informasi. Kapasitas adalah sumber daya yang
terbatas. Dapat mengelola hanya sejumlah tertentu informasi pada satu waktu.
Ukuran kapasitas kerap digambarkan istilah keratan (chunk), yang mewakili suatu
unit. Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian (attention).
Perhatian terdiri dari dua dimensi: arahan (direction) intensitas. Arahan
menggambarkan fokus perhatian. Karena konsumen tidak dapat mengolah semua
stimulus internal dan eksternal yang tersedia pada saat tertentu, mereka harus
selektif dalam cara mereka mengalokasikan sumber daya yang terbatas ini.
Beberapa stimulus akan mendapat perhatian, yang lain akan diabaikan.
Intensitas,
sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu.
Konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan untuk
mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke
tempat lain. Pada kesemapatan lain, konsumen mungkin menaruh cukup perhatian
untuk mengerti inti dasar dari iklan bersangkutan. Konsumen kadang mungkin
member konsentrasi penuh kepada iklan tersebut dan menyelidiki secara cermat
pesanannya, seperti konsumen di dalam pasar mobil baru yang membaca iklan
mobil. kenyataan bahwa kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas membawa
sejumlah implikasi penting sehubungan dengan bagaimana konsumen mengolah
informasi dan membuat pilihan produk.
4. Kandungan Pengetahuan
Psikolog
kognitif mengemumakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif dan
prosedural.
Pengatahuan deklaratif (declarative
knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara
pengetahuan prosedural (procedural knowledge) mengacu pada pengertian bagaimana
fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam pengertian bahwa
fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif. Pengetahuan
deklrataif dibagai menjadi dua kategori : episodik dan semantik. Pengetahuan
episodik (episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan
lintasan waktu. Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab pertanyaan, “kapan
anda terakhir kali membeli sejumlah pakaian?” sebaliknya, pengetahuan sematik
(semantic knowledge) mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan yang
memberikan arti bagi dunia seseorang. Ini adalah pengetahuan yang akan anda
gunakan dalam mendeskripsikan sebuah barang.
Pengetahuan
konsumen di bagi dalam tiga dibidang umum :
1.Pengetahuan
Produk (product knowledge)
kumpulan berbagai macam informasi
mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek terminologi
produk atribut atau fitur, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
2.
Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge)
Pengetahuan
Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko
dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Pengetahuan
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk
berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja atau melakukan pembelian. Hal
ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat
waktu dalam mencari lokasi produk.
3.
Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge)
Suatu produk akan memberikan manfaat
kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau
dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan
kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi
produk tersebut dengan benar. Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi
yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan
pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
5. Organisasi Pengetahuan
Organisasi
pengetahuan merupakan sesuatu untuk mengatur atau struktur organisasi
untuk mengelompokan sesuatu, organisasi ini di buat untuk memudahkan
penggunaan dokumen atau pengetahuan itu sendiri atau juga bisa mendeskripsikan
dokumen, isi, fitur dan tujuan, serta membuat dokumen-dokumen dan bagian yang
dapat diakses oleh orang-orang dalam mencari pesan yang isinya meliputi
pengetahuan. Organisasi pengetahuan bisa di artikan juga sebagai tentang kegiatan
seperti mendokumenkan, pengindeksan dan klasifikasi yang dilakukan di
perpustakaan, database, arsip dll kegiatan ini dilakukan oleh pustakawan,
arsiparis, spesialis subyek dan sekaligus oleh algoritma komputer.
Pengetahuan
dalam suatu organisasi dapat menjadikan organisasi tersebut memahami tujuan
keberadaanya, diantara tujuan-tujuan tersebut yang terpenting adalah bagaimana
organisasi memahami cara mencapai tujuannya, Organisasi-organisasi yang sukses
adalah organisasi yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru dan
menyebarkanya secara menyeluruh didalam organisasinya dan secara cepat
mengadaptasinya kedalam teknologi dan produk serta layanan mereka. Melihat
perannya yang begitu penting bagi suatu organisasi, maka semua pengetahuan yang
dimiliki oleh suatu organisasi harus dikelola dengan baik, sehingga pengetahuan
tersebut dapat berperan optimal untuk organisasinya.
6. Mengukur Pengetahuan
Pengukuran
pengatahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang menyadap apa
yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan. Ukuran
pengetahuan objektif, yang berfokus pada potongan informasi khusus yang mungkin
diketahui konsumen. Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah dengan menggunakan
ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge). Pengetahuan ini sireflesikan
oleh pengukuran yang menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan
mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta untuk menilai diri mereka
sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Ukuran
pengetahuan subjektif berrpusat di sekitar kesan konsumen mengenai pengetahuan
total dan keakraban mereka.
Akhirnya,
pertimbangan diberikan pada metode alternatif untuk pengukuran pengetahuan.
Pengalaman pembelian atau pemakaian, walaupun tentu saja berhubungan dengan
pengetahuan, tidak harus memberikan indikasi yang akurat mengenai beberapa
persisnya informasi yang dimiliki konsumen.
Pengetahuan
konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar
khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang
oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka.Di
dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar,
yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif
melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri
dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan
yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung
pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang).
Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini
dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta
tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar